Minggu, 26 Februari 2012

Pasar Badung ( tradisional market ).

Pasar Badung merupakan pasar tradisional terbesar di kota denpasar. Pasar Badung ini memiliki luas 6.230 m2, dengan luas bangunan 8.016 m2, dan 306 kios untuk pedagang. Letak dari pasar Badung ini yaitu di jalan gajah mada Desa Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat. Pasar Badung ini berdampingan dengan pasar Kumbasari. Pasar Badung dan Pasar Kumbasari dipisahkan dengan sebuah sungai besar, yaitu sungai Badung. Akses menuju pasar Badung ini yaitu jalan utama menuju pusat kota, di depan pura Desa Lan Puseh Desa Pakraman Pemecutan Kelod. Pintu masuk untuk menuju pasar Badung ini yaitu melalui jalan gajah mada setelah jembatan sungai badung sebalah selatan jalan tepatnya di depan Pura Desa Lan Puseh yang terdapat di jalan gajah mada tersebut. Sedangkan pintu keluar dari pasar ini yaitu di sebelah timur dari bangunan pasar Badung ini, yang langsung berhadapan dengan jalan Sulawesi. Jalan Sulawesi adalah jalan yang terkenal dengan toko-toko kain yang berjejer disepanjang jalan Sulawesi. Pasar Badung ini memiliki bangunan megah & besar dengan 4 lantai, area parkir yang megah, toilet, pos pengamanan, serta bagian informasi dan beberapa bangunan tempat suci, yaitu pura Beji dan pura Melanting Sari Buana Di pasar ini menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari bahan-bahan makanan, prasarana persembahyangan, serta kebutuhan sehari-hari lainnya ( sembako ). Pedangang buah-buahan terletak di lantai pertama dari bangunan pasar tersebut. Sedangkan untuk stand lauk pauk terdapat di bagian selatan dari lantai pertama, sedangkan para pedangang sayur-sayuran berada di sebelah barat dari bangunan pasar Badung ini. Lantai ke dua terdapat berbagai macam kebutuhan makanan yaitu; bawang merah, bawang putih, tomat, cabai merah, dll. Di lantai tiga terdapat stand pakaian, mulai dari pakaian seragam sekolah, pakaian balita, pakaian anak remaja, hingga untuk orang tua. Di lantai tiga juga terdapat toko-toko yang menjual peralatan memasak, serta berbagai alat-alat persembahyangan, dan aksesoris untuk wanita. Sedangkan di lantai 4 terdapat kantor dari pemerintah yang mengelola pasar Badung itu sendiri. Di pasar badung ini selain telah di sediakan stand-stand khusus untuk berjualan, namun ada pedagang yang juga berjualan di pinggir jalan dari pasar Badung ini. Kebanyakan pedagang yang berjualan di pinggir jalan tersebut menjual bunga-bunga untuk sarana persembahyangan, serta ada juga yang menjual canang. Namun ada juga yang berjualan buah-buahan, dan jajan khas bali di pinggir jalan ini. Pasar Badung ini selain memiliki tempat-tempat berjualan yang banyak, pasar badung ini juga memiliki fasilitas lain seperti; toilet, tempat informasi bagi wisatawan yang berkunjung kepasar ini, pos pengamanan, serta tempat parkir yang luas. Tempat parkir dari pasar Badung ini baru saja ditata kembali oleh memerintah setempat. Kini ada dua tempat parkir yang sangat luas yaitu di samping pura Melanting Sari Buana dan dilantai bawah tanah dari tempat parkir tersebut. Dari lantai tiga pasar Badung ini kita dapat melihat pemandangan di sekirar pasar badung ini, serta melihat indahnya sungai Badung yang terbentang dari utara ke selatan. Serta dapat juga melihat keindahan pasar Kumbasari yang tidak kalah megahnya dari pasar Badung. Perbedaan pasar Badung dengan pasar Kumbasari yaitu pedagang yang ada di pasar Kumbasari hanya menjual lauk pauk, buah-buahan, alat-alat untuk sembahyang dan shovenir khas dari bali. Sangat berbeda dengan pasar badung yang menjual lengkap kebutuhan sehari-hari. Fasilitas yang terdapat di pasar Badung pun lebih lengkap dari pada pasar Kumbasari. Di pasar Kumbasari tidak terdapat tempat informasi bagi para wisatawan dan tempat parkir dari pasar Kumbasari tersebut lebih sempit dibandingkan dengan pasar Badung. Untuk dapat memasuki pasar badung ini kita hanya dikenakan biaya parkir pada saat akan masuk kedalam pasar, untuk kendaraan beroda dua hanya dikenakan Rp500 dan untuk kendaraan beroda empat dikenakan Rp2000. Harga barang yang dijual dipasar badung ini relatif murah mengikuti arus perekomonian yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat, dan harga-harga tersebut relatif masih bisa untuk ditawar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar